Saturday, November 10, 2007

A-IM open Recruitment

looking for new member

A-IM
Architecture Information media

8-15 nov 07

Activities :
mading
majalah
web blog
website

jadilah terdepan dalam Informasi!

contact : heri 04

Tuesday, September 11, 2007

FUN WITH PENCIL

LET S HAVE FUN WITH PENCILS...









WELCOME BRO AND SIS!

SELAMAT DATANG ANGGOTA BARU HMA VASTU VIDYA 2007

SUGENG RAWUH....

Unsur air dalam hunian rumah tinggal

Unsur air dalam hunian rumah tinggal

[dikutip dari www.astudio.id.or.id]

Air adalah unsur kehidupan terpenting dalam hidup kita, dimana kita membutuhkan sejumlah cairan dalam tubuh agar metabolisme tetap terjaga dengan baik. Air juga unsur alam yang dapat menunjukkan tingkat sehat tidaknya sebuah area kehidupan manusia, misalnya air sungai, mata air, air minum dan sebagainya. Pendek kata, air adalah bagian dalam hidup yang tidak remeh.

Dalam hunian yang memadai, kolam renang dapat menjadi area pusat aktivitas kesehatan seperti berolahraga bagi seluruh keluarga. (foto: dok. astudio)

Dalam desain

sebuah hunian, air dapat menjadi penyegar yang menyehatkan lingkungan, serta dapat digunakan sebagai penunjang kebutuhan kesehatan dan rekreasi, misalnya menggunakan air dalam kolam renang sehingga kita bisa berolahraga, membuat kolam ikan yang segar, membuat air terjun buatan sehingga terdengar gemericik yang menyenangkan, dan sebagainya. Hal ini karena air adalah kebutuhan manusia yang sebenarnya sangat

mendasar, yaitu hubungan dengan alam.

Menghadirkan air dalam hunian dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan membuat kolam renang, kolam ikan, pancuran, air terjun dan sebagainya. Pada saat ini berbagai macam kolam dengan berbagai tujuan dapat dibangun dengan semakin mudah, karena jasa pembuatan kolam dan taman sudah semakin menjamur.

Bila kita tidak memiliki lahan yang cukup atau dana cukup untuk membuat kolam renang, kita dapat menghadirkan unsur air dalam kolam ikan, atau pancuran sederhana. Hal ini dapat kita konsultasikan de

ngan pembuat taman atau kontraktor taman.

Kolam ikan relatif

mudah untuk dibuat, dan membuatnya tidak memerlukan waktu lama. Bila diinginkan, pada lahan yang masih kosong dalam area rumah kita bisa digunakan untuk kolam ikan. Kolam ikan bisa membawa suasana refreshing dalam rumah kita, misalnya bila kita melihat ikan-ikan berenang di kolam ikan, adakalanya perasaan kita semakin tenang dan sejuk, sehingga hal ini bisa menjadi terapi yang menyegarkan dalam rumah.

Gemericik air yang turun menuju kolam, menimbulkan suasana alami pedesaan ang menyegarkan. Betapa hebatnya bila dihadirkan dalam hunian Anda. (foto: dok astudio)

Kolam ikan juga dapat membuat tamu merasa lebih betah, apalagi bila dipadukan dengan suara gemericik air kolam, wah sepertinya tamu mungkin akan semakin betah. Seorang klien astudio mengatakan bahwa ia ingin menghadirkan kolam didekat ruang tamu sehingga tamu dapat memandang kolam ini dan merasa nyaman didalam ruang tamu. Tampaknya hal ini cukup berhasil.

Bahkan cara termudah untuk menghadirkan unsur air juga bisa dilakukan secara sederhana seperti contoh ini, yaitu gentong dan wadah air yang menimbulkan suara gemericik menyegarkan di area rumah ini. (foto: dok. astudio)

Pancuran sederhana dapat dihadirkan agar unsur air membuat bunyi dan musik alami yang segar dan membuat kita nyaman. Bayangkan bila kita sedang tiduran di sebuah bale taman dan terdapat bunyi gemericik air, sangat refreshing bukan!

Monday, July 16, 2007

gReeN DiScUssiOn...

Resume hasil diskusi "GREEN ARCHITECTURE" tanggal 12 Juli 07 :
Apakah green architecture itu?
pindy : apa ya?
heri : yang diomongin mas eguh itu lho

oooo... green arsitektur tu luas banget. sebelum masuk ke green arsitektur kayaknya harus mulai dari yang kecil2 dulu. misalnya dari pelakunya sendiri, misalnya ya kamu2.... itu yang bakal (calonnya Arsitek). seperti membuang sampah pada tempatnya, hemat BBM, deelel

lha trus sebenernya apa sih green arsitektur itu?
setiap orang ngartiinya lain2.... tapi kalo kata pak Edi Harjanto kemaren intinya adalah Arsitektur yang bisa menjaga keseimbangan ekosistem.... kalo ekosistem udah terjaga, yang namanya ramah lingkungan, sustainability pasti bisa muncul dengan sendirinya.

trus trus apakah semua bangunan itu harus green?
Ya harus dong! ngeliat kondisi alam saat ini kita udah ga boleh tinggal diam, kita harus bertindak. sebagai arsitek salah satu caranya ya lewat green architecture itu tadi. jadi green harus diterapin pada setiap bangunan. perlu diingat green itu bukan hanya semata-mata hijau lho! tapi "green" dalam tanda kutip, tau kan maksudnya?

ini tadi cuma kutipan dari segelintirrr ingatan kami (admin). untuk yang lebih lengkap dan yang pasti mumpuni, tunggu posting berikutnya dari kami.

bye.......










Saturday, July 14, 2007

first post...

Asssalamualaikum…

Hai semua! Untuk pertama kalinya blog HMA ini diperatori oleh operator yang baru (temen2 dari bidang info pers HMA 07). Pada posting yang pertama ini kami ingin mengucapkan thx banyak buat temen2 HMA sebelumnya yang telah merintis adanya blog ini. Suwun yo mas…

Kemudian kami seneng banget kalo temen2 mau memberikan masukan buat kemajuan blog ini di masa mendatang. Kalo temen2 mau ngasih masukan apapun; kritik, saran, komentar (apa aja boleh) sementara ini bisa dikirim ke email operator (heri_kuch@yahoo.com) ato kalo mau ngomong langsung juga bisa, ini lho operatornya…. (liat poto)

Well, posting pertama ini cukup sekian, tunggu aja posting2 selanjutnya yang lebih ngarsitekturi. Bye

Wassalam,

H

Thursday, January 18, 2007

disclaimer of an admin ( cieeee..)

Maaf maafff lamaaa gak uplott...wat a messs..tapi saya berjanji Insya Allah demi kemajuan endonesia raya akan segera uplot yang seru seru.....yupp..gw tunaikan kewajiban suci ngisi blog walo pake duit sendiri **husss***plakkk*** malah curhat oiii

pesen gw buka aja link2 heeebat pada konten "links" itu..gw jamin jooosss gandozz...awas kalo ga..brarti pada ga mau maju tuhhh...hoho...


thankzzz buat atensi kalian yakkk ..ganbatte nee... :)


cabutt...

Monday, January 08, 2007

apa yg membuat foto bagus ???

Foto bagus adalah foto yang berisi pesan. Pesan bisa berupa pernyataan (“Inilah Danau Toba”), kesan (“Suasana Senja di Danau Toba”), atau ungkapan emosi (“Jatuh Cinta di Danau Toba”). Pesan yang bagus adalah pesan yang jelas, tegas dan efektif. Tapi bagaimana?

Pesan butuh sebuah subjek. Tentang apa yang ingin kita sampaikan. Itu bisa saja berupa seorang yang kita kenal, pemandangan, atau bentuk-bentuk abstrak. Subjek adalah pusat (Point Of Interest) dan biasanya ditempatkan di foreground. Lalu kita menyusun pesan dengan memasukkan bagian kedua, yakni context, seringkali berupa background. Context memberikan relevansi, keberadaan, lokasi subjek, atau minat lainnya. Pesan adalah kombinasi dua elemen – subjek dan context, foreground dan background – yang menceriterakan pesan tersebut.
Seperti pentingnya mengetahui apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam pesan, kita juga perlu tahu apa yang tak perlu dimasukkan ke dalam pesan. Apasaja yang bukan bagian dari subject atau context dari pesan yang kita buat, maka itu hanyalah duri atau beling yang mengganggu, menggores-gores foto dan membuat pesan kita menjadi tidak jelas. Jadi kurangi bagian-bagian yang tidak relevan di sekitar POI – biasanya dengan beringsut lebih dekat ke arah subject, atau berpindah untuk mendapatkan viewpoint yang lebih baik – dan membuat bidikan yang jelas dan bersih. Seorang pelukis menciptakan seni dengan penambahan – menambahkan apa yang dia lukis – sementara fotografer menciptakan seni dengan pengurangan – mengurangi bagian-bagian yang tidak perlu.
Resep untuk sebuah foto yang bagus adalah:
"Sebuah latar depan, sebuah latar belakang, dan tidak ada yang lain."


Apa yang Membuat Foto Luar Biasa?
Foto luar biasa langsung memukau mata. Sementara pepatah bilang: picture may say a thousand words , maka foto luar biasa hanya mengatakan satu kata saja: “Wow!”
Foto luar biasa adalah karya seni. Ia merekam semangat dari subjek dan membangkitkan emosi. Bob Krist menyebutnya “The Spirit of Place.”
Sebuah gambar adalah sebuah taman bermain, terdapat tempat-tempat di mana mata kita mengembara dan mengamati, juga ruang di mana mata kita beristirahat dan relaks. Ketika kita pertama melihat sesuatu, kita bersikap untuk tidak terpengaruh. Mata kita lalu secara alami menemukan cahaya, area terang, dan mencari orang, biasanya pada mata dan mulutnya. Apakah kita tahu orang yang ada di dalam gambar? Apa yang mereka rasakan dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan kita? Apakah mereka tergambar memperhatikan pada sesuatu? Jika begitu, apakah kita mengenalinya (sebuah bangunan, sebuah landmark) dan seperti apa ia? Tentang apakah gambar tersebut? Apa subjek atau tujuan utamanya? Seberapa besar subjeknya? Kita menentukan skala dengan membandingkan elemen-elemen dengan sesuatu yang kita ketahui ukurannya, seperti orang, binatang, atau mobil. Sekali kita selesai mengamati orang dan elemen-elemen yang berkaitan, kita melanjutkan perhatian kita ke elemen-elemen yang lebih abstrak.
Pertama kita memperhatikan warna atau tone subjek. Merah membara, biru nan tenang, hijau natural, hitam mencekam. Lalu kita melihat bentuk. Kurva lembut, sudut kaku, garis-garis yang menyapu. Bagaimana cahaya mengenai subjek memberikan bayangan halus bentuk tiga dimensinya. Kita, sebagai fotografer, dapat memanipulasi ini semua dengan mencari terang dan gelap, menggeser intensitas dari tone dan hue. Bagaimana mata terseret ke dalam gambar?
Bentuk membimbing kita pada tekstur, bagaimana subjek terasa dalam sentuhan. Lembutkah ia, haluskah ia, keras atau kasar? Apakah memiliki karakter dan kehangatan? Cara elemen-elemen disejajarkan dan dipengaruhi oleh cahaya yang sama, membuat kita mempertimbangkan kualitas dan keterkaitan mereka. Keseimbangan menuntun mata kita dari satu elemen ke elemen yang lain, meneliti kesatuannya, kontras, dan detailnya, setiap item menambah keasyikan ke item berikutnya. Apa keterkaitan satu sama lain dari semuanya itu?


Sebagai seniman, kita dihadapkan pada pilihan yang akan mengungkap sense of the art kita. Komposisi secara keseluruhan, proporsi layout, penyajian elemen-elemen lain yang penting, anda dapat menentukan feature mana yang dibutuhkan, dan apa yang terbaik untuk menegaskan pesan kita.
Resep untuk foto luar biasa adalah:
“Pertimbangkan bagaimana elemen-elemen berkaitan secara keseluruhan”.


Apa yang Membuat Foto Eye-Catching?
Kembali kepada sifat eye-catching dari foto luar biasa, berikut rahasianya, 4 kunci saja: kesederhanaan, warna, cahaya dan kedalaman.




Kesederhanaan : Kesederhanaan dalam seni juga dikenal dengan sebutan visual economy , yakni mengeliminasi semua elemen atau detail yang tidak perlu yang tidak ada kontribusinya pada semangat komposisi secara keseluruhan.
Kesederhanaan dapat dicapai dengan beberapa cara:

  • kurangilah jumlah dan tipe objek yang akan dibidik

  • memotret lebih dekat pada subjek, atau zooming bila lensanya bisa di-zoom

  • anda bisa juga menghilangkan elemen-elemen yang tidak perlu melalui jalur photoshop




Warna : Untuk menciptakan dampak pada foto adalah dengan mencari corak warna yang menonjol. Merahnya bunga, birunya langit, kuningnya senja, atau hijaunya dedaunan. Sekali lagi, kesederhanaan adalah kunci – cobalah untuk mengurangi jumlah dan tipe warna dalam bidikan kita untuk lebih memberikan dampak. Secara umum, sebuah foto sebaiknya hanya memiliki satu subjek utama dan satu warna utama. Konsentrasikan hanya pada satu dari tiga warna primer: merah, biru atau kuning. Tiga warna dominan ini sangat baik diseimbangkan dengan warna-warna komplemennya, yaitu: merah dengan hijau, biru dengan oranye, dan kuning dengan ungu.

Ada beberapa cara untuk menonjolkan warna, pertama adalah dengan menggunakan filter polarizer. Cara yang kedua dengan membatasi range gelap ke terang. Singkirkan area yang terlalu gelap atau terlalu terang dibandingkan dengan subjek utama. Cara ketiga dengan menggunakan slide film Velvia. Cara keempat: pilih waktu terbaik sesuai dengan maksud foto kita:


jam 5 : Fajar : warna pink, cahaya yang sangat halus dan kabut tipis untuk danau, sungai dan pemandangan.

jam 6 : Sunrise : Cahaya renyah, keemasan. Pas untuk subjek-subjek menghadap timur.

jam 10 – 14 : Tengah hari : tidak cocok untuk pemandangan dan motret orang, tetapi bagus untuk motret gedung-gedung dan monumen. Warna-warna bangunan dan detailnya terekam sangat baik.

jam 14 – 16 : Sore hari : Langit biru dengan polarizer.

jam 16 – 18 : Senja hari : Cahaya yang hangat, keemasan. Pas untuk subjek-subjek menghadap barat. Waktu terbaik untuk landscape dan orang, khususnya satu jam sebelum sunset.

jam 18 – 18.30 : Sunset : Langit yang indah, mulai 10 menit sebelum sunset sampai 10 menit sesudahnya.

jam 18.30 – 19.30 : Magrib : Foto malam yang indah, lampu-lampu sudah bernyalaan sedangkan langit masih nampak keunguan.


Cahaya : Pencahayaan yang baik seringkali menjadi kunci foto-foto juara. Penggunaan cahaya siang hari secara efektif dapat juga memperbaiki foto anda. Untuk mencapai foto seindah di “National Geographic”, fotolah ketika cahaya berwarna keemasan – muncul sesudah sunrise dan sebelum sunset, sering disebut “magic hours” di kalangan fotografer. (red_lihat rincian waktu)


Kedalaman : Sertakan rasa kedalaman pada foto anda. Kedalaman dapat dicapai dengan pengaturan Depth Of Field, penempatan elemen-elemen di dalam foto, dan pencahayaan.


Selamat mencoba!!!!

(Pilih sendiri mo photo yang mana….disesuaikan ma pembahasannya)