Friday, November 03, 2006

Mading bulan Juni - Juli





Great Design

Piramid Louvre


Bangunan apik yang dibahas kali ini adalah Piramid Louvre. Piramida Louvre adalah piramid kaca terbesar yang berada di depan museum Louvre di Paris. Piramid tersebut dibangun atas permintaan presiden Perancis waktu itu yang bernama Francois Mitterand, yang didesain oleh arsitek Cina kelahiran Amerika bernama Ieoh Ming Pei tahun 1989 yang merupakan salah satu dari proyek renovasi pertama dari Grand Louvre. Piramid tersebut mencapai tinggi 20,6 meter dan mempunyai sisi 35 meter. Piramid tersebut menutup pintu masuk ke museum yang lama dan membentuk pintu masuk yang baru ke museum.


Museum Louvre


Museum Louvre (Mus’ee du Louvre) di Paris, Perancis adalah yang terbesar dan yang paling terkenal di seluruh dunia. Bangunan tersebut dulu merupakan istana kerajaan yang berada di tengah-tengah kota Paris antara sungai Seine dan Rue de Rivoli.Tepatnya di 36 Quai du Louvre Paris Perancis 75001. Bagian dari istana kerajaan Louvre tersebut pertama kalinya dibuka kepada publik sebagai museum tanggal 8 November 1793, saat masa Revolusi Perancis.


Sejarah


Kerajaan pertama dari “Kastil the Louvre” di lokasi tersebut pertama kali dibangun oleh Philip Augustus pada tahun 1190 sebagai benteng untuk mempertahankan Paris bagian Barat melawan serangan bangsa Viking. Di abad 14, Charles V merubahnya menjadi istana seni, tetapi Francois I dan Henry II membongkarnya untuk membangun istana yang sesungguhnya Bagian yang terlihat sekarang dari Chateau du Louvre dibangun tahun 1546. Sang arsitek Pierre Lescot memperkenalkannya ke Paris sebagai desain baru dari zaman Renaissance, yang telah dikembangkan dalam Chateau of the Louvre. Selama masa pemerintahan Raja Henry IV (1589-1610) yang juga seorang penggemar seni, menambahkan Grande Galerie yang panjangnya lebih dari seperempat mil dan lebarnya seratus kaki. Louis XIII (1610-1643) dan raja Louis XIV menyempurnakan bagian sayapnya. Dibantu oleh arsitek Claude Perrault (1665-1680) menyajikan model untuk bangunan berkelas di Eropa dan Amerika yaitu gaya seni Baroque yang terkenal selama serabad-abad . Napoleon I membangun Arc de Triomphe du Carroussel (Bangunan Lengkung Kemenangan) dan Jardin du Carroussel di tahun 1805. Tahun 1852-1857 oleh Napoleon III menambahkan sayap baru di Louvre yang desainnya dibuat oleh arsitek Visconti dan Hector Lefuel yang menghadirkan versi Neo-Baroque Tahun 1989, Piramid kaca dibangun oleh I.M Pei di halaman utama museum Louvre.


Kontroversi


Konstruksi piramid membentuk suatu kontroversi yang terus diperbincangkan, banyak yang merasa bahwa wajah bangunan futuristik tersebut sungguh tidak pada tempatnya di depan Museum Louvre dengan wajah arsitektur klasiknya. Beberapa mencela ini merupakan Pharaonic complex (sifat sok raja / Pharaoh) dari Mitterand. Yang lain datang untuk menghargai penyejajaran perbandingan dari gaya arsitektur kontras sebagai penggabungan sukses antara kesan tua dan baru, klasik dan ultra modern.


Invention


















Gereja Saint Jean de Montmartre

Bangunan Pertama Menggunakan Konstruksi Beton Bertulang


Penggunaan konstruksi beton bertulang pertama kali untuk bangunan, dalam sejarah perkembangan arsitektur digunakan oleh Joseph-Eugerne Anatole de Baudot (1834-1915) yang diterapkan dalam arsitektur Gereja Saint Jean De Montmartre di bagian utara dari Kota Paris. Pembangunan gereja dimulai pada tahun 1894 dan selesai pada tahun 1904. Cukup cepat bila dibandingkan dengan gereja-gereja klasik kuno yang masa perbangunananya membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun bahkan sampai ratusan tahun.


Selain sebagai pelopor penggunaan konstruksi beton bertulang, dekorasi gereja Saint Jean juga merupakan pelopor Art-Nouveau, pembaharuan seni baru masa itu. Aspek art-nouveau terdapat antara lain pada jendela-jendela kaca-timbal cukup lebar berderet pada sisi-sisi dan atas gereja, membuat suasana ruang dalam sangat mempesona bila ada cahaya alami menembus dari luar. Di beberapa bagian penting seperti misalnya sekitar pintu masuk utama, terdapat hiasan berupa mozaik bercorak abstrak art-nouveau. Daun pintunya sendiri juga dipahat membentuk relief dekoratif non figuratif, tidak berpola tanaman, bagian tanaman atau binatang. Ada beberapa patung di bagian depan, tetapi tidak sebanyak pada gereja-gereja klasik kuno, pada konstruksinya pun berbeda tidak berupa pahatan batu melainkan dari beton cor.


Sampai sekarang dan masa akan datang, beton bertulang masih akan menjadi bahan bangunan terpenting, karna dengan perpaduan dua bahan beton dan baja, ia dapat menahan beban besar dengan ukuran dimensi yang kecil. (dikutip dari majalah asri, desember 1996)


Heritage : Paris


Paris, Perancis merupakan salah satu kota terindah di dunia, tempat yang terkenal karena ke-elegan dan gayanya. Tapi sejarah Paris tidak terletak pada cafenya yang modis atau jalan yang rindang. Kisahnya tersembunyi dalam lorong-lorong belakang. Terlupakan dalam gudang anggur, terkubur dalam pemakaman umum.

Ini kisah arsitektur yang menakjubkan dan usaha ilmiyah melindungi kota dari kehancuran. Ketika Paris terancam oleh perang, penduduk paris membangun pertahanan yang fenomenal. Ketika sungai kota terancam akan kering, penduduk Paris membuatnya tetap mengalir. Ketika kota Paris terancam oleh revolusi, penduduk paris merancang ulang setiap jalan utama dan lapangan untuk memastikan itu takkan terulang. Walaupun terdapat ancaman itu, paris tetap bertahan dan makmur malalui beberapa masa berkat sumber teknologi yang banyak.

Paris dibangun oleh penduduknya, dipertahankan oleh kecerdikan mereka.



WE BUILT THIS CITY (PARIS) Part 1

Benteng Pertahanan Paris


Paris, ibukota Perancis, terletak dipusat Eropa. Dengan monumen, galeri dan museum ia menjadi salah satu tujuan turis paling populer. Tapi coba kita perhatikan sekali lagi, paris tidak seperti kelihatannya. Kota ini tidak bisa tumbuh meluas karena geografinya. Ia dikelilingi oleh perbukitan dan sungai Seine. Kota ini tidak bisa tumbuh keatas karena geologinya. Sebagian bebatuan dibawah jalan terlalu rapuh untuk menahan berat gedung pencakar langit.

Kisah kota paris adalah tentang seni arsitektur dan ilmu pengetahuan dalam usaha melestarikan sebuah kota dilakukan tidak seperti kota lainnya.


Pada abad ke-3 SM, Parisi, sebuah suku Celtic Gauls, membangun benteng pertahanan pada penghalang alami, yaitu sebuah pulau di sungai Seine. Benteng desa mereka menjauhkan penyerang hingga tahun 58 SM pada masa kedatangan orang Romawi. Orang romawi menyebut tempat tinggal baru mereka ”Lutecia” yaitu ”tanah berawa”. Mereka mengubahnya menjadi seperti kota Romawi dengan jembatan yang menghubungkan pulau dengan kedua tepian sungai Seine. Mereka memperluas desa Paris hingga ke tepi kiri sungai. Saat ini masih dikenal sebagai latin Quarter.

Florence Saragoza spesialisasi dalam sejarah Romawi mengatakan bahwa Orang Romawi adalah perancang pertama kota Paris, karena mereka tahu bagaimana mereka mengeksploitasi alamnya dengan sempurna. Tempat tinggal baru ini melebar keatas tepi kiri sungai, jauh dari sungai dan banjir yang melanda area itu ketika masa itu.

Tak lama kemudian Paris-Romawi memamerkan semua hasil karya dari kerajaannya yang meluas. Beberapa masih ada sampai saat ini. Lutecia adalah kota kecil dalam kerajaan Romawi, tetapi memiliki bangunan berarsitektur kota Romawi termasuk permandian. Paris-Romawi mungkin kecil tapi makmur. 2.000 tahun lalu disinilah teknologi canggih mereka terbukti, dengan adanya permandian kaum elite. Hingga 500 orang per hari datang kesini untuk mandi dan berbisnis.

Saat itu dinding ini tersebut ditutupi oleh marmer sebagai hiasan permandian. Ruang ini merupakan ruangan yang megah dan permandian umum kerajaan Romawi ini adalah tempat sosial yang penting. Orang datang kesini untuk mandi dan juga untuk saling bertemu mendiskusikan banyak hal atau hanya menghabiskan waktu.

Bangunan ini sangat besar, menunjukkan kekayaan dan kemewahan kota romawi kuno. Walaupun jauh dari pengawalan dan belum menjadi ibukota, 6.000 orang tinggal disini. Romawi membangun jalan, rumah, arena dan menyelenggarakan hiburan.Yang saat ini sebagai tempat parkir di pusat kota Paris-Romawi. Ahli arkeolog menemukan bukti bahwa gladiator pernah bertarung melawan singa dan beruang, terkurung dan kelaparan di balik jeruji. Dipenuhi oleh 15.000 penonton yang bergairah.

Tapi Paris-Romawi tak bertahan lama. Tahun 481 Masehi, kota ini dikuasai oleh suku Eropa Tengah, Franks. Nenek moyang orang Perancis Modern. 600 tahun kemudian Paris berkembang. Dengan lebih banyak jembatan dan jalan ia menjadi pusat perdagangan penting, membuatnya rentan untuk diserang. Bangsa Viking dan bangsa Inggris bergiliran menjadi ancaman.

Sebelum abad 13 Raja Philippe Auguste seorang insinyur menemukan solusi sederhana pertahanan Paris, sebuah dinding. Saat ini di taman belakang dan gang-gang di seluruh Paris, jejak proyek bangunan Philippe Auguste bisa ditemukan. Dinding bermenara 67 adalah proyek ambisius mengelilingi kota seluas 675 are. Disitu kita bisa melihat dengan jelas sudah sedikit diperbaiki, kita bisa melihat batu bata diatasnya. Itu adalah menara tertua dari tahun 1.200, salah satu menara Philippe Auguste.

Ahli sejarah Ranud Gagneux, dalam perburuan mencari peninggalan dinding Raja Philippe, membawa Gagneux ketempat-tempat tak terduga, seperti di salah satu taman biara. Ini merupakan peninggalan yang masih bagus dan memiliki bentuk spesial. Terlihat pada turunan bukit yang dapat dipastikan dibangun sangat cepat. Dinding tersebut dibangun dengan batu yang dipotong walaupun tidak sama. Disebagian wilayah Paris dinding tersebut tersembunyi atau hancur. Tapi ditempat lain masih bisa dilihat ukuran sesungguhnya. Kita bias melihat bagian diding dengan sangat jelas, merupakan salah satu dinding yang terlestarikan dengan baik. Dengan susah payah dibangun dengan tangan mengunakan batu kapur, dinding ini adalah struktur yang mengesankan, dengan ketinggian 32 kaki dan ketebalan 8 kaki. Tiap 50 yard berdiri menara pengawas yang mengagumkan. Seperti yang dijelaskan Gagneix dinding Philippe Auguste dibuat untuk bertahan selamanya.

Mereka membangun dinding yang pertama dengan batu yang dipotong seperti yang kita lihat pada menara itu. Lalu mereka membangun dinding lain yang terpisah. Lalu ditengahnya mereka menimbun apa saja, seperti reruntuhan, dengan kata lain bebatuan kasar, batu bata, apa saja yang bisa dipakai.

Gagneux menemukan satu bagian dinding lain tersembungi dibalik gedung apartemen.Ia memberikan bukti vital tetang bagaimana dinding tersebut dibangun. Kota Paris diamankan oleh dinding menakjubkan.

Philippe Auguste lalu membangun benteng terhebat bagi dirinya. Saat ini yang masih tertinggal dari bentengnya adalah bagian kecil yang terlestarikan dibawah Museum Louvre yang terkenal. Pada zamannya itu merupakan bangunan terbesar di Paris. Pertahanan terakhir dalam dinding Philippe Auguste yang mengelilingi Paris. Pusat dari Bentengnya adalah Menara bergaris tengah 150 kaki dan mancapai ketinggian 100 kaki.

Ketika Philippe Auguste wafat tahun 1223, Paris mencapi luas lebih dari 600 are. Tertarik oleh dinding pelindung, orang-orang berdatangan ke kota. Pada akhir abad ke-13 Paris adalah kota terbesar di Eropa Barat. 300.000 orang yang tinggal dibalik dindingnya akan segera menghadapi musuh dari dalam.... Kekeringan.... (bersambung)


WE BUILT THIS CITY (PARIS) Part 2

Pasokan air di Paris mengalami masalah


Kota Paris yang megah menggantungkan kelangsungan hidupnya pada karya bangunan yang kompleks, sebagian besar tersembunyi dari pengelihatan. Pada abad ke-13 tertarik oleh prospek pekerjaan dan kekayaan lebih dari 300000 oreng berjejalan dalam jalan kumuh Paris. Tidak seperti ini pada abad pertengahan, sungai Seine mengering pada musim panas. Tapi itu satu-satunya sumber air dan dan airnya kotor serta berpolusi. Paris mulai kekurangan air minum.

Tersembunyi dibalik apartemen kota berdiri menara berbentuk bel. Ini adalah gerbang menuju bangunan abad pertengahan yang menakjubkan. Jaringan saluran air, 20 kaki dibawah tanah. Pendeta abad pertengahan membangun saluran air. Setengah mil dari sistem mereka, masih utuh sampai saat ini. Para pendeta ini telah menemukan sumber mata air dan dengan cerdik mengumpulkan, menyaring, dan mengirimnya sepanjang terowongan bawah tanah menuju pusat kota Paris.

Ini merupkan salah satu saluran air dalam lubang galian. Terdapat mata air diatas atap lubang galian. Jadi, dari saluran air tersebut air jatuh langsung kedalam lubang galian. Air dikumpulkan dan mengalir turun sampai ke ujung dimana air akan mengalir ke bukit. Lubang galian digerakkan oleh kekuatan tertua, gravitasi. Air yang mangalir jatuh kekai tangga dan memberi udra di dalam air. Pada saat yang bersamaan terpecah sebelum masuk kedalam lubang galian. Dipuncaknya ratusan ribu galon mengaliri lubang galian tiap hari dan memasuki mata air di pusat kota Paris. Jalan sekitar masih mengikuti jalur lubang galian abad pertengahan.

Selain air hujan, paris juga memanfaatkan air dari sungai Seine yang tersedia bagi penduduk Paris selama hampir 5 abad. Hal ini dikarenakan air dari lubang galian tidak cukup bagi kota yang sedang berkembang. Kekurangan air terus melanda Paris selama ratusan tahun kemudian. Pada akhir abad ke-18 Paris masih bergantung pada air sungai Seine.

Tahun 1815 pihak yang berwenang memutuskan sesuatu yang radikal harus dilakukan. Mereka memerintahkan seorang pria ahli mesin Louis Dominique Girard untuk menyelesaikan masalah air di Perancis. Jalan keluar yang diambil adalah Inspirasional dan jenius. Idenya tersebut mampu mempertahankan sungai Seine tetap mengalir sampai saat ini.

Dipedesaan sebelah timur Paris, banyak terdapat sumber air, tetapi tidak mengalir ke Perancis. Bagaimana cara menghubungkan ke kota yang jaraknya 60 mil? Kanal merupakan jawaban yang tepat. Sebuah kanal menghubungkan sungai ini dengan sungai Seine di pusat kota Paris. Kanal akan memasok air bersih dan mengarahkan tongkang yang mengangkut makanan dan kayu ke pusat kota Paris. Kanal tersebut terbentang sepanjang 60 mil melalui pedesaan dan memasuki daerah perkotaan di timur Paris, mengalirkan air yang dibutuhkan. Air diarahkan menuju kolam di pusat kota. Tanpa kanal dan jaringan kunci, sungai Seine sebagai pembuluh arteri yang mengaliri jantung Paris, pasti hampir kering.

Pada abad pertengahan, kurangnya air hanyalah salah satu masalah yang dihadapi Paris. Dibawah pemerintahan yang baru Paris menjadi ibukota Perancis. Orang-orang berdatangan mencari pekerjaan dan kekayaan. Tahun 1589 paris penuh sesak dan terlalu padat. Jalan yang sempit tidak mampu menampungnya. Sementara kota menjadi jalan buntu, sangat jelas bahwa Paris membutuhkan jalur sungai yang baru. Raja Henry IV memerintahkan membangun jembatan. Namanya ”Pont Neuf” yang berarti jembatan baru. Merupakan jembatan pertama yang terbuat dari batu untuk menyeberangi sungai Seine. Saat ini jembatan tersebut merupakan jembatan tertua di Perancis, tapi pada masanya jembatan tersebut merupakan bangunan yang megah. Saat ini Paris membanggakan 36 jalan, jalur kereta dan jembatan yang merentang di sungai Seine.

Berjalan disungai Seine seakan mengikuti sejarah jembatan. Selain Pont Neuf terdapat pula jembatan modern yang ramping yang bernama Solferino. Jembatan tersebut bisa berdiri karena jembatan tersebut merupakan lengkungan tunggal yang terbuat dari baja sepanjang 110 yard lebih. Di abad ke-16 pembuat jembatan tidak memiliki teknogi modern seperti ini.Tetapi mereka sama jeniusnya, Pont Neuf terdiri dari 12 lengkungan dengan panjang 300 yard. Ia menghubungkan kedua tepi sungai dengan pulau di tengahnya, pusat kota Paris yang lama, lle de la cite. Karena beratnya batu, mereka harus membenamkan pondasi lebih dalam. Bukan ditepi sungai seperti pada jembatan Solferino saat ini, tetapi langsung didasar sungai. Pada masa itu, saat musim panas sungai Seine mengering, selama musim panas tersebut pondasi dibuat, dengan begitu pembangunan jembatan pada dasar sungai akan lebih mudah.

Pont Neuf terbuat dari batu kapur. Batu kapur yang membentuk Pont Neuf tidak berasal dari galian di luar kota Paris. Dalam pencarian batu, penduduk kota menggali pusat kota mereka, meninggalkan lorong-lorong dibawah tanah yang membingungkan. Batu kapur berasal dari endapan air laut 46 juta tahun yang lalu, ketika Paris masih berada di bawah laut. Air laut surut dan meninggalkan lapisan batu. Karena asalnya dari laut, batu ini keras dan tahan air. Jembatan tersebut selesai dibangun dengan memakan waktu 30 tahun dan tetap bertahan sampai lebih dari 400 tahun. Ini merupakan bukti keahlian membangun pada zaman Renaissance.

Paris termasuk salah satu kota unik di dunia karena banyak bangunannya dibuat dengan menggunakan batu kapur yang berasal dari bawah kotanya.










Sunday, October 15, 2006

some MVRDV's works





ini beberapa karya MVRDV yang sempat diekspos pas acara rabu seru...check these out...

Saturday, September 23, 2006

Thursday, June 08, 2006

Pendataan Rumah Korban Gempa




Pin untuk solidaritas Gempa

Teman – teman kita seakan juga tidak mau kalah untuk berbuat baik, semampunya. Beberapa dari teman kita ( kira – kira berjumlah 30 an mahasiswa) menjadi tim relawan pendata kerusakan rumah di Klaten. Bersama dengan mahasiswa Arsitektur UMS dan mahasiswa Teknik Sipil UNS.


Pendataan yang dilakukan mahasiswa ”hanya” selama satu minggu. Berlokasi di kecamatan Juwiring dan Wedi. Banyak pengalaman tak terlupakan, beberapa mungkin pertama kali merasa shock melihat rumah yang rata dengan tanah. Salah seorang mahasiswa menuliskan pengalamannya disini

Saturday, June 03, 2006

Pin untuk solidaritas Gempa



Pin untuk solidaritas Gempa

Semua bisa dilakukan untuk meringankan beban penderitaan sesama. Teman - teman kita bersama HMA mendesain ulang pin dan menjualnya dengan harga minimal Rp 3000. Lebih tepatnya, menukar pin kepada penyumbang yang memberi sumbangan minimal Rp3000. Para "sales" pin disebar di beberapa titik, misalnya "blusukan" ke kantin - kantin fakultas di UNS..


Hasil yang didapat cukup menggelembungkan pundi - pundi sumbangan..

Saturday, May 27, 2006

Donasi buku alumni angkatan 99





Pin untuk solidaritas Gempa


donasi buku oleh alumni angkatan 1999 sekaligus diskusi dengan tema "mempelajari kembali dasar arsitektur" dilangsungkan di kanopi. Beberapa alumni angkatan 99 yang datang antara lain Rafael dan Hilman..


Buku yg didonasikan alumni 99 adalah ;

- relativitas , adi purnomo

- ind. Architecture now

- tibet di otak, y antar

- lupa.. hehe ( total 4 buku )


Juga dibahas tentang rencana pembuatan "ruang baca" bagi mahasiswa. Selama ini ada yang berpendapat, buku - buku bagus yang ada di jurusan tidak dapat diakses oleh mahasiswa..


Kita tunggu realisasinya..


Sebaliknya, kalian wahai mahasiswa juga harus lebih cakap berbahasa Inggris. prepare urself..they say it's global era, dude !


Para peserta diskusi dari mahasiswa terbilang sedikit, pada waktu itu banyak peserta diskusi khususnya dari Klaten dan Jogja yang cukup panik mengklarifikasi kabar anggota keluarga. Beberapa meninggalkan tempat diskusi.Apalagi ada kabar burung gelombang tsunami telah menerjang Bantul..#siapa yang membikin isu ini? tangkapp !!#

Thursday, May 25, 2006

Rabu Seru : diskusi MVRDV






Acara baru yang diluncurkan hari Rabu dan insya Allah berlanjut tiap minggu adalah Rabu Seru. Kali ini diskusi membahas karya – karya MVRDV, biro arsitek dari Belanda dan nonton film dokumentasi dari karya – karya mereka.

Diskusi berlangsung meriah dan peserta membludak..ilmu bertambah dan sampai jumpa Rabu depan..